Senin, 12 Agustus 2019

Lagu Hadirkan Cinta

Hidup penuh cinta tuk merasakan indah dunia

Hadirkan cinta di setiap langkah dalam kehidupan

Senin, 05 Agustus 2019

Mati di dalam fana

MATI DIDALAM FANA
___________

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim *
Kullu Nafsin Zaa-Ikatul Mauti *
Mautu Anta Qablal Mauti *
Maksudnya ialah =
" Tiap- Tiap Diri pasti akan mengalami kematian "
" Matikan dirimu Sebelum Dimatikan "
__________________

Sedikit saja saya menjelaskan pengertian tentang Ihwal mati.
Mati dalam jenis tidak sadar, seperti ia tidur.
Hakikat menuju mati dalam fana adalah mematikan zahir dan menghidupkan Qalbunya.
Artinya :
Mematikan segala sifat kemanusian menuju hakikat ke-Insanan yakni menghancurkan bentuk sifat Nafsu dan menggantikan sifat ke-Tuhanan.
" Barangsiapa yang tidak merasakan mati, Niscaya ia tidak akan melihat Tuhan "

Jadi, maksud mati ialah > Hidupnya Hati kita, dan tiada waktu kehidupan hati kecuali saat matinya Nafsu.
Didalam Kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa >
Tidak ada jalan Masuk (Musyahadah ) dengan Allah kecuali dengan melalui pintu mati.
Salah satu pintu mati itu adalah :
" FANA UL AKBAR "
~ Yakni > Mati Tabii'
Musyahadah mestilah melalui Mati.
Sabda Rasulullah SAW :
" Rasakanlah Mati sebelum engkau mati "

PENGERTIAN MATINYA NAFSU UNTUK HIDUPNYA HATI BISA DITEMPUH 4 TAHAPAN YAKNI :

(1) - MATI TABI'I
.
Mati Tabi'i ini adalah >
Merupakan pintu yang pertama Musyahadah kepada Allah Ta'ala.
Mati ini berlangsung saat kita melakukan :
" DZIKIR QALBU "
didalam Dzikir Lathaif dengan Karunia Tuhan. Maka kita Fana pendengaran zahir kita. Tetapi secara batin, kita mendengar Dzikir :
ALLAH - ALLAH.

Pada tahapan ini, pertama- tama hati kita berdzikir, lalu beralih kemulut dan lidah kita. Pada akhirnya tiba- tiba berdzikir sendiri.
- Pada Tahapan ini, perasaan kita mulai hilang (Mati Tabi'i).
Akal dan fikiran kita tidak berpungsi lagi.
~
Disinilah mulai masuknya Ilham Berupa Nur Ilahiah didalam Qalbu kita.
Dan seakan- akan kita berhadapan dengan Tuhan.
Telinga batin kita yang berpungsi disini.
Hati kita mulai berbisik.
" INNANI ANAA ALLAH "
Karena suara hati naik kemulut. Maka dengan sendirinya lidah kita bergerak mengucap :
ALLAH - ALLAH.
~
Pada Tahapan ini, mata batin mulai merasuk pintu fana yang pertama.
Yakni :
- FANA FIL AF'AL
Dan TAJALLI FIL AF'AL.
- Hal ini disebabkan oleh tuntunan dari Allah Ta'ala. Seperti firman-Nya :
" Tidak ada berbuat dan Diam seseorang itu kecuali Allah semata "

(2) - MATI MA'NAWI.
.
Mati ini terjadi pada saat kita melakukan dzikir :
LATHIFAH AR-RUH dalam Dzikir Lathaif.
Dalam kondisi mati ini-
Pengelihatan secara zahiriah kita telah lenyap. Dan seakan- akan semua pendengaran kita sudah dikuasai oleh mata Batin kita, maka dzikir Allah pada tingkat ini semakin merasuk keseluruh tubuh kita.
Hingga terasa panasnya suhu diseluruh tubuh kita hingga kebulu roma.

Perasaan ke-Insanan kita mulai terkagum- kagum.
Persendian kita mulai bergetar yang bisa menyebabkan kita jatuh pingsan disebabkan oleh > Sifat ke- Insanan kita yang sudah fana itu.
Dan mulai kita diliputi oleh sifat kebaqa'an Allah Ta'ala.
~
Tingkatan ini menandakan kita sudah memasuki >
FANA FIL SIFAT.
Kebaharuan serta perasaan kita sudah hilang.
Yang ada hanyalah > SIFAT KE-TUHANAN.
Yang sempurna dan Tajalli.

(3) - MATI SIRRI.
.
Mati Sir ini adalah terjad4 saat kita melakukan dzikir :
LATHIFATUL AS-SIRR didalam Dzikir Lathaif.
Pada tahapan ini, kita memasuki yang dinamakan dengan >
" MA'RIFATAN BIRABBII "
Yaitu :
- Berhadapan langsung kepada Dzat Allah Ta'ala - Rasa ke- Insanan kita langsung hilang didalam wujud yang gelap.
.
KENAPA LENYAP ??
.
Karena ditelan oleh Alam ghaib Allah yang memasuki Alam Nur Sirr-Nya yakni :
- NURUL AF'AL-
- NURUL AS-SIFAT-
- NURUL ASMA-
- NURUL ADZ-DZAT-
dan - NUURUN 'ALAA NUURIN.

(4) - MATI HISSI.
.
Mati Hissi ini adalah >
Terjadi ketika kita melakukan dzikir :
" LATHIFATUL KHAFI " didalam dzikir Lathaif.
Pada dzikir ini akan memasuki ketingkat alam yang lebih tinggi lagi yang dinamakan alam :
" MA'RIFATAN FIR RABBI " Yang dikarenakan oleh > Lenyapnya seluruh Sifat- sifat ke- Insanan kita yang baharu itu.
Tetapi hanyalah tinggal sifat- Sifat Ilahiah saja yang Maha Qadimul 'Azali.
Sehingga bersatulah antara >>
" 'ABID DAN MA'BUD "
inilah Hamba dengan sang maha Pencipta....
~
Dalam keada'an ini akan mengalami yang tidak pernah dilihat siapapun, baik mata zahir, tidak akan terlintas dalam hati sanubari manusia.
Inilah pengertian tentang makna mati didalam fana diri.
Semoga pengetahuan ini, dapat kita hayati bagi kita yang benar- benar ada rasa sadar.
Rasa kesadaran pertama itu adalah bertaubat yang sebenarnya. Yang kedua berbanyaklah ingat akan mati.
Rasakan mati sementara dahulu, seperti tidurnya kita diwaktu malam, sadarnya kita diwaktu bangun.
Itulah hidup namanya.

Salam sejahtera dan salam Tauhid.

Kamis, 18 Juli 2019

Mencari samudra di dalam samudra

MENCARI SAMUDRA DI DALAM SAMUDRA

Sekelompok ikan yang masih muda berkelana mencari samudera. Konon kabarnya menurut keyakinan mereka kalau samudera ditemukan maka mereka mendapatkan kehidupan yang abadi, bahagia selamanya karena samudera merupakan tujuan hidup hakiki. Begitu hebatnya samudera dalam pandangan mereka sehingga mereka meyakini bahwa samudera itu terletak di tempat yang sangat jauh dan sulit terjangkau, memerlukan perjalanan panjang untuk mencapainya.
Dalam proses pencarian tersebut, mareka berjumpa dengan seekor ikan tua yang bijaksana. Ikan tua bertanya kepada sekalompok ikan muda yang mencari samudera, “Mau kemana kalian, saya lihat kalian seperti para pengembara”.
“Benar pak tua, kami adalah para pengembara” jawab salah se ekor ikan.
“Apa yang ingin kalian cari dalam pengembaraan ini?” Tanya ikan tua
Mereka serentak menjawab, “Kami mencari samudera!!”.
Ikan tua tertawa mendengar jawaban ikan-ikan muda. Kemudian ikan muda bertanya kepada ikan tua, “Kenapa anda tertawa pak tua?”.
Ikan tua dengan masih tertawa menjawab, “Samudera yang kalian cari itu ada disini, kalian semua sedang berada di dalam samudera”
Sekelompok ikan muda yang mencari samudera merasa tersinggung dengan jawaban ikan tua, salah satu dari mereka membentak ikan tua, “Hai Pak Tua, yang anda tunjuk ini bukan samudera tapi air, orang bodoh pun tahu kalau ini air bukan samudera yang kami cari adalah samudera”. Kemudian Pak Tua menjelaskan, “Kalau kalian mencari samudera maka kalian sampai kapan pun tidak dapat, kecuali kalian mengetahui hakikat dari samudera itu”.
 “Apa hakikat dari Samudera itu Pak Tua?”
Ikan Tua menjawab, “Hakikat dari samudera itu adalah air, isi nya adalah air, kumpulan air yang luas itu lah dinamakan samudera, bangsa kita hidup di dalam air yang merupakan bagian dari samudera”.
Ikan muda tercengang mendengar penjelasan dari Ikan Tua, sebuah penjelasan yang belum pernah di dapat semasa mereka di sekolah. Dengan penasaran salah seorang ikan muda bertanya, “Dari mana Pak Tua mengetahui Ilmu Tentang Hakikat Samudera?”
Ikan Tua menjawab, “Dari Guru saya, Beliau adalah Wali Samudera!”.
Kemudian ikan-ikan muda saling berpandangan satu sama lain, dalam hati mereka berkata, “Inilah yang kami cari selama ini, seorang Guru yang bisa membuka rahasia keabadian, rahasia samudera”. Mareka kemudian berkata, “Izinkan kami berguru pak Tua, bawalah kami kepada Wali Samudera agar kami bisa mengetahui lebih banyak lagi tentang Samudera”.
Syukur ikan-ikan muda tersebut mau menerima perbedaan, mau menerima hal yang diluar pengetahuan mereka sehingga mau merenungi ucapan Ikan Tua Yang Bijaksana. Biasanya ikan muda yang sibuk mencari samudera akan langsung mengatakan sesat kepada Ikan Tua Bijaksana atas ucapan yang tidak sesuai dengan apa yang di yakini selama ini.
Sama halnya dengan ikan, manusia pun dalam proses mencari Tuhan harus mengetahui terlebih dulu hakikat Tuhan, tentu saja harus ada yang memberitahukan dan membimbing yaitu Guru yang sudah mempunyai pengetahuan luas tentang itu. Kalau tidak maka pencarian akan sia-sia, sepanjang hidup tidak akan pernah berjumpa, walaupun sebenarnya dia sudah berada di SANA

Selasa, 16 Juli 2019

Kalam dan Nur

KALAM DAN NUR
=================
Maha Suci Alloh Yang Telah Menjadikan Khazanah-KhazanahNya antara Kaf dan Nun
( Al Hadist )

KAF itu menjadi Kalam
NUN itu menjadi NUR
Kalam itu sudah ada di dalam Al Qur'an
Dan engkau tinggal mencari Nur-Nya
Ini perjalanan yang susah untuk orang yang disesatkan-Nya

Sebab Kalam tanpa Nur hasilnya adalah Hafidz Qur'an tapi berkelakuan tidak Qur'ani

Antara KALAM dan NUR itulah yang menjadi Mawujud "KUN"
Ibaratnya
Nur itu sebagai robot
Kaf itu remot kontrolnya
Nur itu umpama tubuh
Kaf itu umpama ruhnya

NUR itu digerakan dan dibentuk Kalam yang ada di dalamnya
Tanpa adanya kalam Maka Nur itu menjadi Cahaya yang diam mati tidak bisa berkreasi

Tanpa Nur Alloh , Kalam itu hanya paling mentok bahan debat , bahan bunuh orang , bahan mengkafirkan orang , bahan cari pengikut , bahan kesenangan dan kemakmuran pribadi keduniaan.
KALAM MALAH BISA MENYESATKAN TANPA NUR ALLOH

Nur Alloh hanya bisa di dapat dengan petunjuk-Nya
Untuk berada dalam Maqom THORIQOH dan berguru kepada WALI MURSYID

Karena hanya WALI MURSYID lah yang memberikan Nur Alloh itu , Sebagaimana Rosululloh SAW memberikan nya kepada Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq dan Para Sahabat lainnya.

Senin, 29 April 2019

Melepaskan kemelekatan

MELEPASKAN KEMELEKATAN

Saat Jiwa ini di bebaskan dari keterikatan dunia atau jasad saat itu pula kita merasakan sebuah kebebasan

Bagai seperti Kepompong yang  Menumbuhkan Sayap merubah diri dari kepompong menjadi kupu kupu saat itu

Kita bukan makhluk fisik, melainkan makhluk spiritual; yang artinya semata-mata adalah energi atau daya hidup dengan potensi tak terbatas. Pikiran cerdas adalah bagian intrinsik dari energi itu dan yang membuat daya hidup itu menciptakan polanya sehingga membentuk realita dirinya.

Sang guru sejati adalah pengalaman hidup sendiri sedangkan orang lain hanya berperan sebagai inspirator. Dengan bekal pengalaman, keterampilan dan imajinasi setiap jiwa yang bangkit kesadarannya menggunakan daya hidupnya untuk menciptakan kisah-kisah hidup dan memanisfestasikan kebahagiaannya dalam rupa pengalaman hidup. Jiwa yang bergetar oleh rasa bahagianya menciptakan kehidupan damai dan indah sebagai co-creator aliran kisah dan wujud realita kehidupan surga. 

Bebaskan diri dari keterikatan kemelekatan maka engkau akan bebas terbang kemana saja

Bagai kepompong yg terlahir kembali dengan sayap sayap baru sebagai kupu2

Menghirup madu madu bunga di taman yang indah dan menyenangkan

#salam
#Lepaskan kemelekatan
#mengkajidiri

Minggu, 14 April 2019

Lagu lir ilir peninggalan Sunan Kalijaga

Lagu lir ilir peninggalan Sunan Kalijaga


Lir-ilir, Lir Ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar


Cah Angon, Cah Angon
Penekno Blimbing Kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo Mbasuh Dodotiro


Dodotiro Dodotiro
Kumitir Bedah ing pinggir
Dondomono, Jlumatono
Kanggo Sebo Mengko sore


Mumpung Padhang Rembulane
Mumpung Jembar Kalangane
Yo surako surak Iyo!!!


Penjelasan :
1. Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)

Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)

Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)

Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin baru)

Makna: Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.

2. Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak gembala)

Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah (pohon) belimbing itu)

Lunyu-lunyu penekno (Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)

Kanggo mbasuh dodotiro (untuk membasuh pakaianmu)

Makna: Disini disebut anak gembala karena oleh Alloh, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya?

Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.

Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.

3. Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)

Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)

Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)

Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap nanti sore)

Makna: Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT.

4. Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)

Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)

Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)

Makna: Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas (no 1-3) ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan Iya!!!

Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.

Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya

Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.

tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.

Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.

Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.

dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.

Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :24)

Semoga bermanfaat

Jumat, 12 April 2019

Mencari Kebenaran

MENCARI KEBENARAN

Setiap orang mencari kebenaran. Kebenaran dari yang di yakini itu benar.Karena setiap orang memandang versi kebenaran yg berbeda beda sesuai dr referensi mereka dan Kebenaran terhenti pada wadah wadah sesuai kapasitasnya, sehingga kebenaran definisinya beragam sebanyak jiwa dlm anugeraNya, dan semua benar pada kedudukanya.

Janganlah merendahkan setiap kedudukan kedudukan yang di capainya karena itu adalah tangga untuk naik memahami kebenaran berikutnya dan janganlah merasa paling benar atas capaian kedudukan kebenaran yg diyakini.
Kebenaran sempurna adalah kesatuan dari keragaman kebenaran-kenenaran yang terhampar dan tatkala engkau bisa menyadari SEMUA ITU BENAR ADANYA.

Pandangan sudut pandang dari sebuah kebenaran adalah Nilai-nilai yang disepakati dan disematkan dan di yakini setiap kebenaran orang hanyalah bungkus pembedanya, agar tercipta harmoni dan ruang untuk mensyukuri dan menikmati.

Buat para pencari
Janganlah terjebak pada nilai yg diyakini
Teruslah mencari referensi yg lebih